Peluncuran Buku Cerita Anak Dwibahasa 2024

Selesai sudah rangkaian proyek buku cerita anak berbahasa daerah dan Indonesia 2024, yang dihelat Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur.

Dokumentasi BBJT


Dimulai dari seleksi naskah pada Maret 2024, lalu lokakarya bulan Mei di Hotel Santika Pandegiling, selanjutnya revisi naskah oleh penulis dan pengerjaan ilustrasi oleh ilustrator beberapa bulan berikutnya, dan tibalah picture books karya 88 penulis dari seluruh Jawa Timur diluncurkan.

Peluncuran buku bertempat di The Southern Hotel Surabaya, Kamis, 12 Desember 2024.

Peluncuran ini sebetulnya simbolis saja. Menurut Bu Dalwiningsih dari Balai Bahasa Jatim, acara peluncuran ini boleh dianggap selebrasi atas kerja semua pihak tahun ini. Balai Bahasa sebagai penyenggara, penulis dan ilustrator sebagai kreator, dan editor/mentor/penelaah sebagai pihak ketiga yang memberikan masukan dan saran agar buku-buku yang dihasilkan berkualitas maksimum.

Dipotret bestie Imawati Zanifah


Simbolis.. ya. Faktanya, buku-buku belum tahap pencetakan. Bahkan sebagian buku belum beres ilustrasinya. Penulis sudah menyelesaikan tugasnya, tapi beberapa ilustrator ada yang belum menyelesaikan tugasnya.

(Sebetulnya tahun lalu pun begini. Buku-buku masih di percetakan saat acara peluncuran diadakan. Tapi beberapa pekan kemudian buku dikirimkan ke alamat penulis.)

Trio finalis Inkubator Literasi Pustaka Nasional (Mega Anindyawati, Aulia (it's me!), dan Imawati Zanifah)


Bukuku termasuk yang bagaimana? πŸ™‚ Kesabaranku rupanya diuji dengan ilustrator yang mangkir. Bukan aku seorang, lebih tepatnya sekelompok kecil penulis (aku, Lutfi Fadila, dan Sadam Muarif) yang ditangani oleh ilustrator yang sama.

Beberapa teman di kelompok lain ada yang senasib. Dapat ilustrator yang molor-molor kerjanya.

Sebagai penulis, kami bisa apa? Yah, pasrahkan saja pada Balai Bahasa sebagai penanggungjawab proyek. Bapak/Ibu dari BBJT tentunya sudah atau sedang mencari ilustrator pengganti untuk membereskannya.

Kejadian ini bukan yang pertama. Tahun lalu juga sudah ada ilustrator yang begitu. Pada akhirnya buku bisa diselesaikan juga oleh ilustrator pengganti.



Aku sendiri sangat menyayangkan ini, karena aku sudah cukup mengenal kinerja ilustrator yang menangani naskahku. Dia multibakat (tidak hanya piawai menggambar, dia juga jurnalis di sebuah portal media online). Seperti law of attraction, ketemunya kami di proyek buku anak ini adalah lanjutan dari aku pernah menghadiri seminar jurnalistik untuk mahasiswa di kampus UIN Sunan Ampel beberapa tahun lalu. Dia jadi salah satu pembicara di seminar itu.

Karya gambarnya lucu, imut, tapi tidak kekanakan. Sayang sekali, tugasnya di BBJT tidak terselesaikan dengan mulus.

Power lunch


Yah.. aku tidak tahu bagaimana kelanjutan bukuku dan teman-teman yang ilustratornya bermasalah. Semoga segera ada solusi terbaik.

Sampai jumpa di proyek buku anak Balai Bahasa Jatim 2025! (Semoga aku lolos seleksi lagi ya.. amin.)





Comments