Rute Baru Suroboyo Bus

Surabaya

Selasa, 24 Desember 2024

Untuk kedua kalinya bulan Desember ini aku ditakdirkan transit ke Terminal Purabaya (Bungurasih), setelah tanggal 12 lalu untuk menghadiri undangan peluncuran buku oleh Balai Bahasa Jawa Timur.



Aku kaget melihat ada lokasi baru untuk sejumlah armada Suroboyo Bus di terminal. Iseng lah kutengok. Ini bukan jurusan arah ke utara (Jembatan Merah dan sekitarnya), melainkan ke arah timur. Lewat Jemursari, Nginden, dan seterusnya.



Kutanya petugas berseragam Dishub di sekitar situ. Apakah bus ini lewat Samsat Manyar? Petugas menjawab, lewat Bratang. Kalau aku hendak ke Manyar Kertoarjo, aku bisa turun di sekitar Terminal Bratang atau Taman Flora, selanjutnya aku bisa naik ojek ke tujuan.

Hm, ya.. aku paham. Cara itu lebih hemat ongkos dibanding langsung naik ojek dari Bungurasih ke Samsat Manyar.



Aku langsung naik, pembayaran pakai qris diproses oleh mbak kondektur yang ramah. Kutanya, 'Mbak, sejak kapan rute baru ini jalan?'

'Baru bulan ini, Bu.'

Oh, gitu.. yah, telat deh aku tahunya. Kalau tanggal 12 lalu yang lalu aku sudah tahu ada rute ini, tentu aku sudah naik jurusan baru ini menuju The Southern Hotel, lokasi peluncuran buku.

Ya sudahlah, daripada tidak pernah tahu samasekali :P

Takdirku tanggal 12 lalu itu memang aku harus ketemu temanku Dian Hendrawan di terminal, lalu berdua kami naik GoCar langsung menuju hotel.

Back to catatan perjalanan akhir tahun ini.

Sampailah aku di Samsat Manyar. Alhamdulillah urusan bayar pajak 5 tahunan relatif lancar.



Ada beberapa hal yang menyebalkan terkait birokrasi, bukankah itu sudah hal yang umum di negeri ini? Pengalamanku tahun ini mengulang tahun lalu (untuk SkyDrive dan tahun ini untuk Supra Fit). Sembilan puluh persen lebih kemiripannya. Cek fisik bantuan di kampung halaman, lalu aku bawa badan saja untuk bayar pajak 5 tahunan di samsat terdaftar.



Aku sudah menyiapkan foto Supra Fit dari rumah, karena tahun lalu aku juga diminta menyertakan foto SkyDrive yang kucetak di fotokopian Dharma Wanita Samsat.

Foto cetakan itu tidak pernah ada dalam syarat membayar pajak 5 tahunan yang cek fisiknya di lain wilayah. Kenapa petugas memintanya? Itu sudah jadi pola birokrat busuk yang suka mempersulit urusan warga (wajib pajak).

Hal apa lagi yang menyebalkan dari bayar pajak kali ini? Aku sudah lama mengantre, sudah melunasi kewajiban pajak yang kena denda karena telat, eh Samsat-nya kehabisan blanko STNK. Jadi semua wajib pajak yang hari ini melunasi kewajibannya bersamaku, hanya dapat bukti pelunasan pajak, bercap keterangan pengganti STNK sementara.



By the way, saat aku ke sini tahun lalu, presiden RI belum ganti. Sekarang, sudah ganti :P dan, keruwetan birokrasi belum ada perbaikan. Lalu, kok bisa aku telat bayar pajak? Sebetulnya bukan telat karena aku lalai. Tapi saat aku melakukan cek fisik bantuan, petugasnya sengaja menahan berkasku yang sudah diverifikasi meski antreannya tidak panjang. Jadilah berkas cek fisikku baru bisa kuambil melewati tanggal jatuh tempo STNK.

Kelakuan birokrat ya begini. Warga sudah taat, dipersulit, diberi alasan untuk telat, agar bisa dikenai denda. Giliran instansi tidak melayani warga dengan baik dengan alasan kehabisan blanko STNK, seharusnya pajak dikurangi dong, sebagai ganti denda yang harus dikembalikan kepada warga


Comments

  1. Jadi, kapan dapat STNK? Sekarang sudah lewat pertengahan April

    ReplyDelete

Post a Comment

Thank you for visiting 🌻 I'd love to hear your thoughts here