Kuota nonton-ku masih 3,46 GB. Jam 06.27 pagi, sambil menunggu nasi tim matang, kumulai nonton Saving Mr Banks (2013) di Disney+ Hotstar.
Masih dalam rangka memenuhi penasaranku akan Mary Poppins.
Ini film biografi yang menceritakan kisah pribadi P.L. Travers, penulis buku Mary Poppins, terutama proses pembelian hak untuk mengangkatnya ke layar lebar, oleh Walt Disney.
Tulisan terkait: Film Mary Poppins (1964)
Aku langsung teringat Finding Neverland (2004) yang menceritakan kisah penulis Peter Pan, J.M. Barrie. Kesamaan Mary Poppins dan Peter Pan adalah imajinasi, fantasi, tapi beda fokusnya. Bagiku, kisah Mary Poppins lebih realististis π soal selera saja (gimana sih, kisah fantasi kok diharap realistis π€¦π»♀️)
Dan, jalan hidup penulisnya tidak kalah menarik dari kisah rekaannya, kalau diceritakan atau difilmkan (tentu saja dengan dramatisasi).
Film ini selesai kutonton jam 09.41
Tom Hanks yang memerankan Walt Disney sungguh bikin pangling. Penampilannya dengan rambut lurus dan kumis sedang (apa tuh kumis sedang π tidak setebal kumis Pak Raden Drs Suyadi, tidak juga setipis kumis pak guru), tidak familiar untukku dibanding saat menontonnya di You've Got Mail (1998) dan Sleepless in Seattle (1993).
Emma Thompson sebagai P.L. Travers, juga aktingnya mengesankan.
Adegan film berselang-seling
antara negosiasi Mrs Travers dan Walt Disney untuk memfilmkan kisah Mary
Poppins, dengan masa kecil Helen Goff (nama lahir Mrs Travers) di lingkungan
keluarga yang penuh kesulitan.
Mrs Travers kecil alias Helen tumbuh di pedesaan di Allora, Queensland, Australia. Latar padang rumput tahun 1906 mengingatkan aku pada seri Little House on the Prairie.
Helen (7 tahun) dekat dengan ayahnya, Travers Robert Goff, seorang pegawai bank. Sang ayah yang pecandu alkohol ini selalu mendukung imajinasi sang putri. Ibunya, (Margaret Goff) hampir putus asa dengan kondisi keluarga dan sempat hendak menenggelamkan diri di
danau tidak jauh dari rumah.
Apa lagi
yang bisa kuingat dari film biografi ini? Karena kusambi aktivitas lain, kadang agak lupa tadi sampai di mana. Ini enaknya nonton film via aplikasi, bisa disambi apa saja.
Mrs Travers yang sangat keras kemauannya, kenapa di awal kedatangannya (check-in di hotel Beverly Hills) membuang buah pir yang disediakan di kamarnya? Dilempar begitu saja ke luar jendela kamar, lalu jatuh ke kolam renang dan mengagetkan tamu hotel yang sedang berjemur di pinggir kolam.
Hal itu terjawab dalam adegan ketika Helen membeli pir dengan koin tuppence pemberian
bibinya. Pir itu pesanan ayahnya yang sedang berbaring.
Setelah
dia membelikan buah itu dan kembali ke rumah, didapatinya sang ayah sudah wafat.
Salah satu adegan mengesankan dan mengharukan, ketika Mrs Travers memprotes penggambaran adegan Mr Banks menyobek iklan mencari pengasuh yang ditulis anak-anaknya.
Begitu emosional Mrs Travers menolak adegan itu, karena sosok ayah digambarkan begitu kejam menyobek kertas yang ada tulisan anaknya.
Setelah mengungkapkan kekesalannya, Mrs Travers jalan-jalan di taman, di sekitar kantor Disney.
Dia duduk
berselonjor di hamparan rumput, merangkai helaian daun. Adegan diseling masa
kecilnya mencari botol minuman alkohol yang disembunyikan ibunya di antara
timbunan sampah daun dan ranting.
Botol
minuman yang diberikan kepada ayahnya, dan beberapa hari kemudian hal itu
membuat ibunya marah, sebelum pergi ke danau.
Ralph, sopir pribadi Mrs Travers selama di Hollywood, menghampiri dan turut bergabung di hamparan rumput. Ia membawa teh dalam gelas kertas dan menyodorkannya kepada Mrs Travers.
Mrs Travers tidak suka teh dalam gelas kertas. Dia biasa minum teh dengan poci dan cangkir porselen yang cantik. Tapi, teh dari Ralph itu diterimanya juga.
Ralph menawarkan diri kalau Mrs Travers mau diantar pulang, maksudnya ke hotel. Sang penulis menyahut, 'All the way to England? Yes, please.'
Mrs Travers menyuruh Ralph melubangi tanah berumput dengan ranting kecil. Ralph heran, tapi menurut apa yang disuruh.
Sambil mengeruk tanah Ralph menceritakan anak perempuannya yang berkursi roda, bernama Jane. Kenapa Ralph senang membicarakan cuaca, sesuatu yang disela Mrs Travers saat diucapkan Ralph dalam perjalanan bermobil.
Saat cuaca cerah, Jane bisa menghabiskan waktu di luar rumah. Tapi tidak saat hujan. Mrs Travers menyimak penuturan sopirnya. Ralph mengungkapkan kekhawatiran akan masa depan putrinya.
Galian kecil itu dituangi teh oleh Mrs Travers, Ralph menyebutnya sungai. Mrs Travers menyebutnya danau. Sisa teh diteguknya.
Kembali ke
inti cerita film biografi ini..
Mrs Travers
sangat tidak setuju Mary Poppins difilmkan sebagai film musikal. Karakter sang
pengasuh tidak suka menyanyi. Orangnya tegas. Cenderung kaku seperti pribadi
Mrs Travers? π aku juga kadang dibilang begitu oleh sebagian teman.
Mrs Travers juga sangat cermat mengkritik tata bahasa dalam lagu yang digubah oleh Sherman bersaudara. Padahal diksi yang dipakai dalam lagu itu kan agar menjadi berima π
Dijadikan film kartun? Mrs Travers menolak keras. Dia tidak paham dengan rencana kru film menggabungkan karakter animasi dengan aktor dan aktris sungguhan.
Sampai
akhirnya dia marah dan memutuskan tidak memberikan hak pembuatan filmnya.
Ralph
mengantar Mrs Travers ke bandara, dan sebelum berpisah, Ralph meminta Mrs
Travers menandatangani buku Mary Poppins untuk Jane.
Saat menulis
‘To Jane and her dearest father..’ Mrs Travers baru sadar ia tidak mengetahui
nama sang sopir. Saat itulah mereka secara resmi berkenalan dengan saling
menyebut nama.
Ralph heran ketika Mrs Travers menyodorkan secarik kertas bertulis nama Albert Einstein, Van Gogh, Roosevelt, dan Frida Kahlo. Mrs Travers bilang, semua tokoh besar pernah mengalami masa sulit dalam hidupnya.
Satu kalimat motivasi dari Mrs Travers untuk Jane, putri Ralph. Semua orang bisa mewujudkan impiannya.
Sementara itu..
Walt Disney tidak menyerah dan mendatangi kediaman Mrs Travers di London. Walt menceritakan masa kecilnya yang berjuang bersama saudaranya, menjadi loper koran, yang diageni ayahnya, Elias Disney.
Sosok ayah juga penting di mata Walt Disney.
Setelah kalimat terakhir Walt di rumah Mrs Travers, sang penulis duduk di ruangnya, ditemani boneka Mickey Mouse besar, membaca lagi kontrak itu. Dan menandatanganinya.
Walt sengaja tidak mengundang Mrs Travers dalam gala premiere, khawatir ada bagian dalam
film yang membuat Mrs Travers tidak berkenan.
Mrs Travers
datang tanpa diundang, dan tentu saja Walt senang hati menyambutnya.
Mrs Travers menangis di kursi bioskop. Adegan Mr Banks berjalan dengan ilustrasi musik melankolis--diambil dari film Mary Poppins (1964)--membuatnya terkenang sang ayah.
Emosinya teraduk-aduk. Bagaimana kehidupan pribadinya sebagian tecermin dalam buku
yang ditulis, lalu divisualkan saat dia sudah menjadi tua.. aku bisa
membayangkannya.
Sosok ayah
sangat lekat di hati Mrs Travers.
π¬
Film biografi yang bagus, mau kasih nilai berapa? ☆☆☆☆
Happy watching!
Comments
Post a Comment
Thank you for visiting π» I'd love to hear your thoughts here