/ka.mus/ra.sa/ Sarah Diorita
Sarah Diorita Candra
Ilustrasi: Chacha Faiza
Penerbit B First (Bentang Pustaka), Mei 2018
Ini buku yang sedang kubaca saat ini, di aplikasi iPusnas. Jadi, gambar di post ini ya dari screenshot di app itu. Kalau sampul saja, masih bisa di-screenshot. Tidak untuk isi secara keseluruhan, karena hak cipta dilindungi undang-undang ©️
Awal mencari buku ini, secara gak sengaja karena iseng dan penasaran dengan buku ibunya ๐
Ini nih buku ibu Sarah, Babad Ngalor-Ngidul (KPG, 2016) |
Jadi merunut ke belakang (flashback).. 2 bulan yl, aku mencari sejarah tempe, superfood asli Indonesia--makanan favoritku.
Ketemu di website Historia, bahwa data tertua tentang tempe ada di Serat Centhini, kitab kuno karya Sunan Pakubuwana V dari Keraton Surakarta.
Lalu mencari-cari lagi.. sampailah aku di informasi tentang penulis dari Prancis bernama Elizabeth D. Inandiak yang tertarik mempelajari Serat Centhini dan menyadurnya ke dalam bahasa Prancis. Tulisannya diterbitkan dengan judul Les Chants de l'รฎle ร dormir debout - Le Livre de Centhini (terbit 2002) (data Wikipedia).
Di kemudian hari, Bu Elizabeth ini menikah dengan koleganya, seorang laki-laki Indonesia, dan dikaruniai anak perempuan bernama Sarah Diorita.
Google lagi.. ketemulah berita bahwa Sarah ini sekarang menjadi istri musisi Eross Sheila on 7 ๐ธ
Dan akhirnya sampailah aku pada buku yang ditulis oleh Sarah ๐
Menarik sekali isi bukunya. Dijuduli Kamus Rasa dengan penulisan /ka.mus/ra.sa/ seperti penulisan lema di lembaran kamus, Sarah menulis dari A sampai Z tentang perasaannya dalam kehidupan sehari-harinya, termasuk tentang budaya kuliner (makan dan masak).
Seperti tercetak pada sampulnya, Sarah menceritakan Lokaloka Kitchen Lab yang dikelolanya, perjalanan hidupnya sejak kanak-kanak dengan latar budaya Indonesia-Prancis, kesehariannya sebagai cheffe-mom, dan tentang kebun batin (dalam sosoknya sebagai istri Eross dan ibu seorang anak bernama Pitu).
Padahal aku lebih dulu pinjam Babad Ngalor-Ngidul (memoar yang ditulis atas peristiwa gempa Jogja, Mei 2006, dan erupsi gunung Merapi, Oktober 2010) tapi baru sampai di bab Giri, aku lebih bersemangat membaca kamus Sarah ๐ bahasanya yang ringan membuat kontennya yang berisi jadi tidak terasa berat. Kalau buku ibunya, lebih serius (tapi nanti tetap akan kutuntaskan kok ๐)
Salah satu yang menarik bagiku, di bagian huruf G, dibahas Sarah adalah gluten. Senyawa protein yang terdapat dalam gandum (tepung terigu). Menurut pengalaman pribadinya, terigu di Eropa rasanya berbeda dengan terigu Indonesia. Hal itu karena terigu Indonesia berasal dari gandum yang ditanam di Eropa. Setelah melewati perjalanan panjang dengan berbagai pencemar, gluten yang kita konsumsi di sini sudah sangat berubah dibanding di tempat asalnya. Bagi sebagian orang, hal ini menimbulkan reaksi alergi, di antaranya pada anak berkebutuhan khusus. Informasi ini sangat menarik, tidak semua orang paham. Hanya ramai bahwa terigu tidak sehat, tanpa tahu kenapa bisa begitu.
Membaca kamus rasa Sarah rasanya seperti membaca catatan hariannya. Ada juga resep masakan yang praktis dengan tetap menjaga kualitas nutrisi terbaiknya.
Pengalaman memasak setiap orang sangat personal, seperti yang diungkap Sarah. Mungkin kalau suatu saat aku menulis tentang hobi masakku, buku ini bagus untuk jadi referensi ๐
Alhamdulillah, di tengah kondisi diriku yang sedang banyak tantangan, buku dengan ilustrasi yang so cute ini sangat menghibur dan menginspirasi ๐ก
Terkecoh dengan judul bukunya. Kupikir buku resep masakan, ternyata semacam diary.
ReplyDeleteDitunggu buku masaknya Queen Aulia
Insyaallah, suatu saat aku akan tulis buku tentang masak dan makan juga. Makasih Mbak Tari ๐
DeleteTambahan info. Bisa dibilang buku resep sih, Mbak. Dengan latar cerita yg menarik ttg resep itu (misalnya resep dari kakek atau neneknya di Prancis)
DeleteWahh..., meski blm baca terasa sudah kebayang berat ringannya kedua ibu-beranak.
ReplyDeleteSaya mungkin terbawa usia, ya, jadi membayangkan betapa Maha Berkuasanya Allah dlm melengkdk-lengkokkan jalan hidup hamba-hambaNya. Dari satu poin tersambung ke simpul lain, melompat untuk saling bertemu dari takdir ke takdir. Laa hawla wa laa quwwata illa billah...
Maturnuwun Bu Yuniar, btw, ulasan saya nggak terasa spoiling kan ya ๐ setiap bacaan baru bisa memperkaya dan membuka wawasan, insyaallah
Deletewooow menarik sekali mba ulasan bukunya. Ini bukunya padat tapi ringan yah.... jadi pengen baca juga nih.... btw baru tahu kalau istrinya personil Sheila on Seven adalah seorang penulis buku. kayak terhubung banget sama masa remajaku mba. hahahaha.... cuzz ah cari bukunya . thanks ya mba
ReplyDeleteYuk Mbak baca, meski terbitnya 3 tahun lalu, isinya masih relevan kok, krn pengetahuan umum. Kalau mbak Opi betah baca di hp, enak pinjam di iPusnas, praktis gak makan tempat kayak buku fisik ๐
DeleteKeren ya penyajian bukunya, buku resep tapi ada story dari resep itu. Jadi lebih bermakna kalau masak. Cuss ah lihat-lihat di iPusnas. Makasih Mbak Aulia :-)
ReplyDeleteSelamat membaca, Mbak Ami ๐
DeleteIde menulisnya menarik nih, jadi semcam baca kamus tapi ada cerita di setiap huruf ya kayaknya kak, ku pikirtadi resep masakan yang di urut sesuai abjad nama masakannya. Dan bru tau juga klo istrinya Erros itu seorang penulis dan seorang keturunan Indonesia-Perancis. Memang ya membaca benar-benar bisa menambah informasi. Thank you mbak, ini bacanya di Ipusnas yah, nanti deh aku mau coba juga.
ReplyDeleteSama2 Mbak Musdalifah. Selamat membaca ๐๐
Deleteilmu baru niih, saya baru tau kalo terigu di Eropa berbeda dengan terigu di Indonesia, Mba.
ReplyDeletejadi pengen baca buku ini secara keseluruhaan ๐
Yuk ke Eropa yuk Mbak Dian ๐ nyicip makanan berbahan gandum di negara asalnya.. biar tau bedanya๐
DeleteKaakak apakabar? Lama banget kita gak kontak yaa.
ReplyDeleteTertarik baca review ini karena yang nulis istrinya Eross, sebagai sheila gank kudu baca nih wkwkkw.
Eh akun IG-nya kakak apa?
Iyaa Bunda Saladin. Aku punya rumah baru (Ig), rumah lama (FB) nggak keurus hiks..
DeleteAku tengok Ig-mu dulu, aku follow dulu trus ntar kau folback yaa